Pages

Subscribe:

Kamis, 22 Mei 2014

PENERAPAN METODE QIRO’ATI PADA PEMBELAJARAN MEMBACA AL QUR’AN DI SDIT PERMATA HATI PETAMBAKAN KECAMATAN MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA





PENERAPAN METODE QIRO’ATI PADA PEMBELAJARAN MEMBACA AL QUR’AN DI SDIT PERMATA HATI PETAMBAKAN KECAMATAN MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA


A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.[1] Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik.
Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Proses pendidikan yang hanya menekankan kedewasaan intelektual dan mengabaikan kedewasaan emosional dan spiritual akan memunculkan manusia yang cerdas tetapi tidak bermoral, intoleran, miskin solidaritas, dan tidak humanis.
Negara kita ini sekarang memang berada di tengah perjalanan masyarakat modern menuju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menimbulkan pergeseran dan perubahan masyarakat semakin cepat. Sehingga kita tidak tahu apakah peran akhlaq masih ada pada mereka?
Untuk dapat membina akhlak pembelajaran Al Qur’an terhadap anak sebagai salah satu pembinaan akhlak perlu secara terus menerus mengembangkan diri secara sistematis. Umat Islam sekarang hidup pada abad yang disinari oleh pengetahuan yang telah dicapai oleh orang-orang Eropa dan Amerika terutama dalam bidang teknologi. Umat Islam lupa bahwa mereka mempunyai Al Qur’an yang merupakan kitab suci yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia. Al Qur’an merupakan dasar keyakinan keagamaan, keibadahan dan hukum. Membimbing manusia dalam mengarungi hidupnya adalah sangat layak bila Al Qur’an mendapat perhatian istimewa.
Sekarang ini sangat prihatin sekali, Al Qur’an telah hilang dari pendengaran kita, jarang sekali Al Qur’an di kumandangkan di masjid dan di mushola dikarenakan semakin hari zaman semakin berkembang, kini orang tua selalu dibayangi oleh persepsi adanya dikotomi ilmu, yaitu duniawi (sekuler) dan ilmu agama dan pada kedua ilmu itu terdapat perbedaan yang mencolok. Persepsi yang demikian ini jelas keliru menurut kaca mata Islam. Menurut persepsi Islam, kehidupan dunia itu amat terkait dengan kehidupan akhirat. Sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia juga sama dengan sebab-sebab yang mendatangkan kebahagiaan hidup di akhirat.
Di sisi lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran untuk mengaji Al Qur’an secara bersungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh dikalangan intelektual dan orang-orang muda terpelajar. Kesadaran ini pula pada gilirannya mendorong mereka ke tempat pengajian atau mereka malah mengundang guru agama ke rumah mereka.
Pendidikan mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak-anak didik di ibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih, yang dapat ditulisi apa saja sesuai kehendak penulis, baik buruknya seorang anak tergantung kepada pendidikan yang diterimanya. Untuk itu kita semua bertanggung jawab mendidik dan memberikan penguatan-penguatan yang baik dan positif  untuk kehidupannya.
Berkaitan dengan hal tersebut menjadikan daya tarik peneliti mengenai penerapan metode qiro’ati pada pembelajaran membaca Al Qur’an yang dilaksanakan di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.
Berdasarkan data yang saya peroleh dari bahwa penerapan metode qiro’ati di SDIT Permata Hati dilaksanakan secara berjenjang mulai dari jilid I sampai dengan jilid VI. Adapun teknis pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan tingkatan kemampuan siswa. Dari pelaksanaan tersebut ternyata telah mampu memudahkan siswa dalam membaca Al Qur’an.
Dari contoh di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai metode qiro’ati yang dilaksanakan di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara. Hasil Penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Penerapan Metode Qiro’ati Pada Pembelajaran Membaca Al Qur’an di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana penerapan metode Qiro’ati pada pembelajaran qiro’ah di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara ?”
C.    Definisi Operasional
1. Pengertian Metode Qiro’ati
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang merupakan kombinasi dari kata meta ( melalui ) dan hodos ( jalan ). Jadi, metode adalah cara atau jalan yang ditempuh.[2] Metode adalah cara yang disusun secara baik guna menjalankan suatu pekerjaan agar menadapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Qiro’ati berasal dari bahasa Arab yaitu qoro’a yang artinya membaca. Metode Qiro’ati adalah qara membaca Al Qur’an pada tahap awal atau proses pengenalan kepada anak pemula sehingga dapat mengekspresikan bacaan huruf-huruf hijaiyah secara tepat dan benar.[3]
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.[4]
Sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah interaksi peserta pendidik dan pendidik dalam kegiatan yang dirancang sara baik berdasarkan pada teori-teori yang berkaitan langsung dengan proses belajar dan menjadikan orang belajar
3. Pengertian Membaca Al Qur’an
Baca dalam arti kata majemuknya “membaca” yang penulis pahami berarti melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan yang tertulis.
Kata “Al Qur’an” menurut bahasa artinya bacaan sedangkan menurut istilah adalah mukjizat yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw sebagai sumber hukum dan pedoman bagi pemeluk ajaran agama Islam, jika dibaca bernilai ibadah. Pengertian dapat penulis uraikan dengan lebih terinci, bahwa Al Qur’an adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw secara mutawatir dan berangsur-angsur, melalui malaikat Jibril yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas dan membacanya bernilai ibadah.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan suatu pengertian bahwa membaca Al Qur’an adalah suatu kemampuan yang dimiliki untuk membaca kitab suci Al Qur’an.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui metode pembelajaran membaca Al Qur’an siswa.
2.      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode qiro’ati.
3.      Untuk mengetahui pelaksanaan membaca Al Qur’an dengan metode qiro’ati.
E. Kajian Pustaka
Dalam telaah pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa karya yang ada relevansinya dengan judul skripsi “Penerapan Metode Qiro’ati Pada Pembelajaran Membaca Al Qur’an di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara” ini. Beberapa karya itu antara lain:
Skripsi yang di tulis oleh Aning Nur’aini NH Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang penerapan metode Tahfim Al-Quran pada kanak-kanak di Pondok Pesantren Baiquniyah Imogiri Bantul Yogyakarta. Penelitian lapangan ini mendeskripsikan tentang penerapan metode tahfim al-Qur’an, prestasi menghafal yang dicapai santri kanak-kanak dan faktor pendukung maupun faktor penghambat dalam penerapan metode tahfim al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Baiquniyah Imogiri Bantul Yogyakarta. Hasil temuan dari penelitian ini adalah metode yang diterapkan dalam tahfim al-Quran pada kanak-kanak di Pondok Pesantren Imogiri Bantul Yogyakarta adalah musyawarah, pemberian tugas, taktis, dan skor. Prestasi yang dicapai tiap santri berbeda tetapi memenuhi target dan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Faktor pendukungnya terdiri dari usia santri, kecerdasan, tujuan dan minat santri, serta lingkungan yang mendukung.
Skripsi yang di tulis oleh Khalimatul Mari’ati jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang metode pembelajaran tahfim al-Quran di SD IT Lukman Al Hakim Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran khususnya tahfim al-Quran yang dilaksanakan di SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta faktor penghambat dan pendukung serta hasil yang dicapai.
Tahfim dilakukan dengan dua teknik yaitu talaqqi bagi yang belum mampu membaca al-Qur’an khususnya kelas awal. Teknik mandiri bagi yang sudah mampu dilakukan dengan yang muraja’ah atau mengulang-ulang. Metode yang dilakukan. Metode yang dilakukan berbeda dan melalui hafalan pra belajar.
Agar metode tahfim al-Quran kondusif digunakan pendekatan : individual, kelompok bervariasi edukatif dan pembiasaan. Faktor pendukung dari tahfim al-Quran di SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta adalah banyaknya ustadz-ustadzah, kemampuan dan semangat belajar siswa kontrol dari orang tua dan kurangnya waktu. Adapun faktor penghambatnya, keterbatasan ustadz-ustadzah, kemampun dan semangat belajar yang tidak sama, kurangnya kontrol dari orang tua serta kurangnya waktu. Hasil dari tahfim al-Quran dikategorikan menjadi dua yaitu evaluasi harian dan evaluasi catur wulan. Hasil dari evaluasi harian belum memenuhi target dan penguasaan siswa secara kualitatif adalah cukup. Sedangkan hasil evaluasi catur wulan yang dicapai oleh siswa secara kualitatif adalah bagus .

F.  Kajian Teori
1.      Tinjauan Tentang Metode
a.    Pengertian Metode
Secara etimologis, metode berasal dari kata ‘met’ dan ‘hodes’ yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis). Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
b.    Pengertian Metode Mengajar
Metode mengajar adalah cara guru mengajar. Metode mengajar adalah cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan. Berdasar pendapat kedua di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara guru di dalalm menyampaikan materi secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dalam memilih metode pembelajaran yang perlu dipertimbangkan yaitu tujuan yang hendak dicapai, bahan atau materi pengajaran yang perlu dipertimbangkan yaitu tujuan yang hendak dicapai, bahan atau materi pengajaran, kemampuan guru, dan kemampuan siswa, media sarana prasarana pengajaran yang tersedia, waktu yang dibutuhkan, dan keseluruhan situasi bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disebutkan ada banyak metode mengajar yang dapat dipakai dalam pembelajaran dan di antara metode-metode tersebut tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada satu metodepun yang cocok untuk semua situasi, hal ini memberikan pengertian bahwa setiap metode yang diimplementasikan perlu memperhatikan faktor siswa semua dan kemampuan guru.
2.    Tinjauan tentang Pembelajaran Membaca Al-Qur’an.
Sebelum membahas tentang pembelajaran membaca Al-Qur’an, terlebih dahulu diuraikan tentang pengertian dari istilah tersebut.
a. Pengertian pembelajaran
Kata pembelajaran yang penulis analisa adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih anak untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pada intinya proses pembelajaran tidak terlepas dari tiga hal, yaitu pendidik, peserta didik, dan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran itu. Sedangkan proses adalah tahapan –tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan. Proses adalah tuntutan perubahan dalam perkembangansesuatu. Jadi, proses pembelajaran adalah tahapan–tahapan yang ditempuh oleh pendidik dan peserta didik dalam rangka proses merubah tingkah laku untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.[5]
Belajar mengajar sebagai proses terjadi manakala terdapat interaksi antaraguru sebagai pengajar dengan siswa sebagai pelajar. Belajar adalah suatuproses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumurhidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalahadanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah lakutersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
b. Pengertian membaca
Membaca berasal dari kata dasar ”baca”, berdasarkan kamus ilmiah jiwa dan pendidikan, membaca merupakan ucapan lafadm bahasa lisan menurutperaturan-peraturan tertentu. Kata baca dalam bahasa Indonesia mengandung arti: melihat, memeperhatikan, serta memahami isi dari yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Dalam literatur pendidikan islam istilah baca mengandung dua penekanan yaitu: tilawah dan qiraah. Istilah tilawah mengandung makna mengikuti (membaca) apa adanya baik secara fisik maupun mengikuti jejak dan kebijaksanaan, atau membaca apa adanya sesuai dengan aturan bacaan yang benar dan baik. Sedangkan qiraati mengandung makna menyampaikan, menelaah, membaca, meneliti, mengkaji, mendalami, mengetahui ciri-ciri atau merenungkan, terhadap bacaan-bacaan yang tidak harus berupa teks tertulis.Makna baca tidak sekedar tilawah tapi juga qiraah. Dalam bukunya M. Hasbi Ash Shiddieqi mendefinisikan bahwa Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an adalah”mashdar” yang diartikan dengan arti isim maf’ul yaitu: maqru: yang dibaca. Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata ”qur’an” dalam arti demikian.
Sebelum siswa dapat membaca (mengucap huruf, bunyi, atau lambang bahasa) dalam Al-Qur’an, lebih dahulu siswa harus mengenal huruf yaitu huruf hijaiyah. Kemampuan mengenal huruf dapat dilakukan dengan cara melihat dan memperhatikan guru menulis. Sedangkan latihan membaca dapat dilakukan dengan membaca kalimat yang disertai gambar atau tulisan. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan pmbelajaran membaca adalah kegiatan pembelajaran membaca yang tidak ditekankan pada upaya memahami informasi, tetapi ada pada tahap melafalkan lambang-lambang. Adapun tujuan pembelajaran membaca permulaan agar siswa dapat membaca kata-kata dengan kalimat sederhana dengan lancar dan tertib.
c.  Pengertian Al Quran
“Al Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingnya, diturunkan kepada nabi Muhamad saw, penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Jibril, dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah An-Nas.”
Pendapat Ulama tentang asal kata Al Qur’an, Asy-syafi’i, misalnya, menengarai kata Al-Quran ditulis dan dibaca tanpa menggunakan hammah (Al-Quran bukan Al Qur’an) nama ini disematkan pada kitab suci yang diwahyukan kepada nabi Muhamad, sama halnya dengan nama Taurat dan Injil yang masing-masing secara berurutan diberikan kepada nabi Isa dan nabi Musa.
Al-Farra’. Dalam kitab Ma’aniy Al Qur’an ia menjelaskan bahwa kata Al Qur’an ditulis dan dibaca adalah bentuk jamak dari kata qarinah yang berarti “petunjuk”. Argumentasi al-Farra didasarkan pada fenomena ayat-ayat Al Qur’an yang saling berhubungan satu sama lain sehingga masing-masing bisa dijadikan petunjuk yang saling melengkapi.
Dari kata “baca” dan “tulis” digabungkan akan membentuk sebuah kata turunan yaitu “Baca Tulis” yang berarti suatu kegiatan yang dilaksanankan secara berurutan yaitu menulis dan membaca. Kata “Al-Quran” menurut bahasa artinya bacaan sedangkan menurut istilah adalah mukjimat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw sebagai sumber hukum dan pedoman bagi pemeluk ajaran agama Islam, jika dibaca bernilai ibadah. Pengertian dapat penulis uraikan dengan lebih terinci, bahwa Alquran adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw secara mutawatir dan berangsur-angsur, melalui malaikat Jibril yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas dan membacanya bernilai ibadah .
Dari uraian di atas penulis dapat merumuskan suatu pengertian bahwa baca tulis Al-Quran adalah suatu kemampuan yang dimiliki untuk membaca dan menuliskan kitab suci Al-Quran. Berangkat dari pengertian tersebut, maka terdapatlah gambaran dari pengertian baca tulis Alquran tersebut, yaitu diharapkan adanya kemampuan ganda yaitu membaca dan menulis bagi obyek yang diteliti. Sebab kemampuan tersebut berpengaruh kepada prestasi belajar bahasa Arab. Jadi yang dikehendaki dari pengertian baca tulis Al-Quran tersebut adalah kemampuan ganda yakni membaca dan menulis. Maksudnya, di samping dapat membaca juga diharapkan mampu menulis dengan benar lafal dari ayat-ayat Al-Quran lalu bagaimana hubungan kedua kemampuan tersebut. Untuk sementara penulis dapat mengemukakan bahwa kedua perkataan tersebut sangat erat hubungannya, karena merupakan dasar untuk membaca dengan baik adalah menulis, Demikian pula sebaliknya bahwa dasar untuk menulis dengan baik adalah membaca secara teliti lebih dahulu. Hal ini dapat kita lihat buktinya bahwa seseorang dapat membaca dengan lebih baik dan benar suatu naskah jika dia telah mengenal tulisannya atau bila dia telah mampu menulisnya.Demikian juga seseorang kadang-kadang dapat menulis dengan benar jika dia telah mampu membaca dengan lafal yang benar. Hal ini merupakan gambaran betapa erat hubungan antara membaca dan menulis.

G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Meleong), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.[6] Sementara itu, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

H. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara, oleh karena itu penelitian ini digolongkan dalam penelitian lapangan di mana yang menjadi obyeknya dalam penelitian ini adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh pihak SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dalam upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTA dengan menggunakan metode-metode yang sesuai dengan siswa dalam pembelajaran BTA.
1.    Metode Penentuan Subjek
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat langsung dalam upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan metode-metode yang sesuai.
Metode penentuan subyek sering disebut sebagai metode penentuan sumber data. Maksud dari sumber data penelitian adalah subyek dari mana data itu diperoleh.
2.    Metode Penentuan Subjek
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat langsung dalam upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara dengan menggunakan metode-metode yang sesuai.
Metode penentuan subyek sering disebut sebagai metode penentuan sumber data. Maksud dari sumber data penelitian adalah subyek dari mana data itu diperoleh.
3.      Metode Pengumpulan Data
a.    Data
Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan data   penunjang sebagai berikut:
1)   Data pokok tentang upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan metode-metode yang sesuai dengan siswa di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.
2)   Data pokok tentang faktor-faktor yang mempengaruhi upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan metode-metode yang sesuai, yaitu :
a)   Latar belakang pengetahuan BTA siswa
b)   Metode yang sering di gunakan
c)   Media pembelajaran
d)  Waktu
e)   Komunikasi antara guru dan siswa
f)    Training keguruan yang diikuti.
3)   Data penunjang, yaitu data tentang gambaran umum lokasi penelitian, meliputi:
a)   Sejarah berdirinya SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
b)   Keadaan guru
c)   Keadaan siswa SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
b.    Sumber Data
Untuk mendapat sumber data-data di atas, baik data pokok maupun data penunjang, maka penelitian ini mengambil sumber data, yaitu:
1.    Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh dewan guru yang mengajar dan siswa di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
2.    Informan
Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan staf TU di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara

c.    Teknik Pengumpulan Data
Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka penelitian menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah ini :
1)      Angket
Metode angket yang dimaksud disini adalah berupa daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
Menurut Kuntjaraningrat, metode kuesioner merupakan suatu daftar yang tertulis yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang, dengan demikian maka kuesioner yang dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban dari responden (orang- orang yang menjawab).
Yang ditujukan kepada para guru dan siswa yang terlibat langsung dalam upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan metode-metode yang sesuai.
2)      Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan dibandingkan dengan tujuan penelitian.
3)      Observasi
Metode observasi dalam pengumpulan data dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang ada dalam objek yang akan diteliti (diselidiki).
4)      Dokumentasi
Metode ini merupakan pengambilan data berdasarkan dokumentasi yang dalam arti sempit berarti kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan.  Penulis mengunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data tentang letak geografis, jumlah guru dan karyawan, keadaan siswa dan keadaan sarana prasarana.
5)      Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Setelah data diperoleh dan diolah dengan menggunakan teknik yang telah ditentukan, diambil kesimpulan secara umum, kemudian hasil penelitian ini disajikan secara verbal. kemudian data-data tersebut dianalisis dengan pendekatan deskriptif dengan metode induksi, yaitu suatu pemikiran yang bertolak dari peristiwa khusus untuk selanjutnya.

I.      Sistematika Pembahasan
Dalam memudahkan dalam penyusunan, maka dalam penelitian ini penyusun membuat sistematika penulisan yang berkaitan pada setiap bab nya.
Bab I berisikan pendahuluan. Bab ini terdiri dari; latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan dan kegunaan penelitian.
Bab II berisi landasan teori tentang metode qiro’ati pada pembelajaran membaca Al Qur’an di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.
Bab III berisi hasil yang terdiri dari jenis penelitian tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV berisi penyajian dan analisis data yang merupakan gambaran umum lokasi penelitian serta faktor pendukung dan penghambat.
Bab V berisi kesimpulan saran dan penutup.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.


J.  Kerangka Skripsi
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
HALAMAN PENGESAHAN
NOTA PEMBIMBING
ABSTRAK SURAT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I                         : PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
B.  Rumusan Masalah
C.  Definisi Operasional
D.  Tujuan dan Kegunaan Penelitian
BAB II            : LANDASAN TEORI
A.  Metode Qiro’ati
1.    Pengertian Metode Qiro’ati
2.    Pengertian Metode Mengajar
3.    Pengertian Membaca
B.  Kajian Pustaka
C.  Kerangka Berpikir
BAB III          : METODE PENELITIAN
A.  Jenis dan Pendekatan Penelitian
B.  Tempat dan Waktu Penelitian
C.  Sumber Data
D.  Fokus Penelitian
E.   Teknik Pengumpulan Data
F.   Teknik Analisa Data
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
A.  Deskripsi Data
B.  Analisis Data
C.  Keterbatasan Penelitian
BAB V            : PENUTUP
A.  Kesimpulan
B.  Saran

DAFTAR PUSTAKA














                                                                                  













Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sunhaji, Strategi Pembelajaran Konsep Dasar, Metode , dan Aplikasi dalam Proses      
              Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), hal. 38.
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilu Al Qur’an Qiro’ati,
              (Semarang :Pendidikan Al Qur’an Metode Qiro’ati, t.th.), hal. 9
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta:
              Familia, 2012), hal.10

arsip pribadi

1 komentar:

pallatonuchytil mengatakan...

How much is titanium worth? - Tioga Rental - ITNIA
There titanium glasses is titanium fitness only a 1.5 million, 1.1-million, 1.2-million and 1.5-million. The value titanium jewelry for piercings of a single piece of titanium titanium body jewelry is titanium price per ounce one dollar! The number

Posting Komentar