PENERAPAN METODE
QIRO’ATI PADA PEMBELAJARAN MEMBACA
AL QUR’AN DI SDIT PERMATA HATI PETAMBAKAN KECAMATAN MADUKARA KABUPATEN
BANJARNEGARA
A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan, tanpa adanya pendidikan
seorang anak tidak bisa berkembang. Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk
membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu
kebahagian hidup, baik secara individu maupun kelompok. Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai
“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.[1] Hal
ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau upaya sadar untuk
menjadikan manusia ke arah yang lebih baik.
Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama
selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik
intelektualnya, emosionalnya, maupun spiritualnya. Proses pendidikan yang hanya
menekankan kedewasaan intelektual dan mengabaikan kedewasaan emosional dan
spiritual akan memunculkan manusia yang cerdas tetapi tidak bermoral,
intoleran, miskin solidaritas, dan tidak humanis.
Negara kita ini sekarang memang berada di tengah perjalanan masyarakat
modern menuju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menimbulkan
pergeseran dan perubahan masyarakat semakin cepat. Sehingga kita tidak tahu
apakah peran akhlaq masih ada pada mereka?
Untuk dapat membina akhlak pembelajaran Al Qur’an terhadap anak sebagai
salah satu pembinaan akhlak perlu secara terus menerus mengembangkan diri
secara sistematis. Umat Islam sekarang hidup pada abad yang disinari oleh pengetahuan
yang telah dicapai oleh orang-orang Eropa dan Amerika terutama dalam bidang
teknologi. Umat Islam lupa bahwa mereka mempunyai Al Qur’an yang merupakan
kitab suci yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap
jiwa manusia. Al Qur’an merupakan dasar keyakinan keagamaan, keibadahan dan
hukum. Membimbing manusia dalam mengarungi hidupnya adalah sangat layak bila Al
Qur’an mendapat perhatian istimewa.
Sekarang ini sangat prihatin sekali, Al Qur’an telah hilang dari pendengaran
kita, jarang sekali Al Qur’an di kumandangkan di masjid dan di mushola
dikarenakan semakin hari zaman semakin berkembang, kini orang tua selalu
dibayangi oleh persepsi adanya dikotomi ilmu, yaitu duniawi (sekuler) dan ilmu
agama dan pada kedua ilmu itu terdapat perbedaan yang mencolok. Persepsi yang
demikian ini jelas keliru menurut kaca mata Islam. Menurut persepsi Islam,
kehidupan dunia itu amat terkait dengan kehidupan akhirat. Sebab-sebab yang
mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia juga sama dengan sebab-sebab yang
mendatangkan kebahagiaan hidup di akhirat.
Di sisi lain ada gejala yang cukup menggembirakan bahwa arus kesadaran
untuk mengaji Al Qur’an secara bersungguh-sungguh mulai mengalir dan tumbuh
dikalangan intelektual dan orang-orang muda terpelajar. Kesadaran ini pula pada
gilirannya mendorong mereka ke tempat pengajian atau mereka malah mengundang
guru agama ke rumah mereka.
Pendidikan mempunyai pengaruh tidak terbatas karena anak-anak didik di
ibaratkan sehelai kertas yang masih putih bersih, yang dapat ditulisi apa saja
sesuai kehendak penulis, baik buruknya seorang anak tergantung kepada
pendidikan yang diterimanya. Untuk itu kita semua bertanggung jawab mendidik
dan memberikan penguatan-penguatan yang baik dan positif untuk
kehidupannya.
Berkaitan dengan hal tersebut menjadikan daya tarik peneliti mengenai
penerapan metode qiro’ati pada pembelajaran membaca Al Qur’an yang dilaksanakan
di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.
Berdasarkan data yang saya peroleh dari bahwa penerapan metode qiro’ati di
SDIT Permata Hati dilaksanakan secara berjenjang mulai dari jilid I sampai
dengan jilid VI. Adapun teknis pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan tingkatan
kemampuan siswa. Dari pelaksanaan tersebut ternyata telah mampu memudahkan
siswa dalam membaca Al Qur’an.
Dari contoh di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian
mengenai metode qiro’ati yang dilaksanakan di SDIT Permata Hati Petambakan
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara. Hasil Penelitian ini akan dituangkan
dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Penerapan Metode Qiro’ati Pada
Pembelajaran Membaca Al Qur’an di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
“Bagaimana penerapan
metode Qiro’ati pada pembelajaran qiro’ah di SDIT Permata Hati Petambakan
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara ?”
C.
Definisi
Operasional
1. Pengertian Metode
Qiro’ati
Metode berasal dari
Bahasa Yunani “Methodos’’ yang merupakan kombinasi dari kata meta ( melalui )
dan hodos ( jalan ). Jadi, metode adalah cara atau jalan yang ditempuh.[2] Metode
adalah cara yang disusun secara baik guna menjalankan suatu pekerjaan agar menadapatkan
hasil yang sebaik-baiknya.
Qiro’ati berasal
dari bahasa Arab yaitu qoro’a yang artinya membaca. Metode Qiro’ati adalah qara
membaca Al Qur’an pada tahap awal atau proses pengenalan kepada anak pemula
sehingga dapat mengekspresikan bacaan huruf-huruf hijaiyah secara tepat dan
benar.[3]
2. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah
suatu adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.[4]
Sesuai dengan
Undang-Undang Pendidikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran
adalah interaksi peserta pendidik dan pendidik dalam kegiatan yang dirancang sara
baik berdasarkan pada teori-teori yang berkaitan langsung dengan proses belajar
dan menjadikan orang belajar
3. Pengertian Membaca
Al Qur’an
Baca dalam arti kata
majemuknya “membaca” yang penulis pahami berarti melihat tulisan dan mengerti
atau dapat melisankan yang tertulis.
Kata “Al Qur’an”
menurut bahasa artinya bacaan sedangkan menurut istilah adalah mukjizat yang
diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw sebagai sumber hukum dan
pedoman bagi pemeluk ajaran agama Islam, jika dibaca bernilai ibadah.
Pengertian dapat penulis uraikan dengan lebih terinci, bahwa Al Qur’an adalah
firman Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw secara mutawatir dan
berangsur-angsur, melalui malaikat Jibril yang dimulai dengan surah Al-Fatihah
dan diakhiri dengan surah An-Nas dan membacanya bernilai ibadah.
Dari uraian di atas
dapat dirumuskan suatu pengertian bahwa membaca Al Qur’an adalah suatu
kemampuan yang dimiliki untuk membaca kitab suci Al Qur’an.
D. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui metode pembelajaran membaca Al Qur’an
siswa.
2.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode qiro’ati.
3.
Untuk mengetahui pelaksanaan membaca Al Qur’an
dengan metode qiro’ati.
E. Kajian Pustaka
Dalam
telaah pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa karya yang ada
relevansinya dengan judul skripsi “Penerapan Metode Qiro’ati Pada Pembelajaran Membaca Al Qur’an di SDIT
Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara” ini.
Beberapa karya itu antara lain:
Skripsi
yang di tulis oleh Aning Nur’aini NH Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta tentang penerapan metode Tahfim Al-Quran pada kanak-kanak
di Pondok Pesantren Baiquniyah Imogiri Bantul Yogyakarta. Penelitian lapangan
ini mendeskripsikan tentang penerapan metode tahfim al-Qur’an, prestasi
menghafal yang dicapai santri kanak-kanak dan faktor pendukung maupun faktor
penghambat dalam penerapan metode tahfim al-Qur’an di Pondok Pesantren
Al-Baiquniyah Imogiri Bantul Yogyakarta. Hasil temuan dari penelitian ini
adalah metode yang diterapkan dalam tahfim al-Quran pada kanak-kanak di Pondok
Pesantren Imogiri Bantul Yogyakarta adalah musyawarah, pemberian tugas, taktis,
dan skor. Prestasi yang dicapai tiap santri berbeda tetapi memenuhi target dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Faktor pendukungnya terdiri dari
usia santri, kecerdasan, tujuan dan minat santri, serta lingkungan yang
mendukung.
Skripsi
yang di tulis oleh Khalimatul Mari’ati jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang metode pembelajaran tahfim
al-Quran di SD IT Lukman Al Hakim Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan
dan menganalisa tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran khususnya tahfim
al-Quran yang dilaksanakan di SDIT Lukman Al-Hakim Yogyakarta faktor penghambat
dan pendukung serta hasil yang dicapai.
Tahfim
dilakukan dengan dua teknik yaitu talaqqi bagi yang belum mampu membaca
al-Qur’an khususnya kelas awal. Teknik mandiri bagi yang sudah mampu dilakukan
dengan yang muraja’ah atau mengulang-ulang. Metode yang dilakukan. Metode yang
dilakukan berbeda dan melalui hafalan pra belajar.
Agar
metode tahfim al-Quran kondusif digunakan pendekatan : individual, kelompok bervariasi
edukatif dan pembiasaan. Faktor pendukung dari tahfim al-Quran di SDIT Lukman
Al-Hakim Yogyakarta adalah banyaknya ustadz-ustadzah, kemampuan dan semangat
belajar siswa kontrol dari orang tua dan kurangnya waktu. Adapun faktor
penghambatnya, keterbatasan ustadz-ustadzah, kemampun dan semangat belajar yang
tidak sama, kurangnya kontrol dari orang tua serta kurangnya waktu. Hasil dari
tahfim al-Quran dikategorikan menjadi dua yaitu evaluasi harian dan evaluasi
catur wulan. Hasil dari evaluasi harian belum memenuhi target dan penguasaan
siswa secara kualitatif adalah cukup. Sedangkan hasil evaluasi catur wulan yang
dicapai oleh siswa secara kualitatif adalah bagus .
F. Kajian
Teori
1. Tinjauan
Tentang Metode
a. Pengertian
Metode
Secara etimologis,
metode berasal dari kata ‘met’ dan ‘hodes’ yang berarti melalui. Sedangkan
istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu
tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Metode adalah
seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis
(urutannya logis). Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para
pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada
tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
b. Pengertian
Metode Mengajar
Metode mengajar
adalah cara guru mengajar. Metode mengajar adalah cara yang sistematis yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Berdasar pendapat kedua di atas dapat
disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara guru di dalalm menyampaikan
materi secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Dalam memilih metode pembelajaran yang perlu dipertimbangkan yaitu
tujuan yang hendak dicapai, bahan atau materi pengajaran yang perlu
dipertimbangkan yaitu tujuan yang hendak dicapai, bahan atau materi pengajaran,
kemampuan guru, dan kemampuan siswa, media sarana prasarana pengajaran yang
tersedia, waktu yang dibutuhkan, dan keseluruhan situasi bagi berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan uraian
di atas dapat disebutkan ada banyak metode mengajar yang dapat dipakai dalam
pembelajaran dan di antara metode-metode tersebut tentu ada kelebihan dan
kekurangannya. Tidak ada satu metodepun yang cocok untuk semua situasi, hal ini
memberikan pengertian bahwa setiap metode yang diimplementasikan perlu
memperhatikan faktor siswa semua dan kemampuan guru.
2. Tinjauan
tentang Pembelajaran Membaca Al-Qur’an.
Sebelum membahas
tentang pembelajaran membaca Al-Qur’an, terlebih dahulu diuraikan tentang
pengertian dari istilah tersebut.
a.
Pengertian pembelajaran
Kata pembelajaran
yang penulis analisa adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih anak
untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Jadi pada intinya proses pembelajaran tidak terlepas dari
tiga hal, yaitu pendidik, peserta didik, dan sumber-sumber belajar yang
digunakan dalam proses pembelajaran itu. Sedangkan proses adalah tahapan
–tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan. Proses adalah tuntutan perubahan
dalam perkembangansesuatu. Jadi, proses pembelajaran adalah tahapan–tahapan
yang ditempuh oleh pendidik dan peserta didik dalam rangka proses merubah
tingkah laku untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.[5]
Belajar mengajar
sebagai proses terjadi manakala terdapat interaksi antaraguru sebagai pengajar
dengan siswa sebagai pelajar. Belajar adalah suatuproses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumurhidup. Salah satu pertanda bahwa
seseorang telah belajar sesuatu adalahadanya perubahan tingkah laku dalam
dirinya. Perubahan tingkah lakutersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut nilai
dan sikap (afektif).
b.
Pengertian membaca
Membaca berasal dari
kata dasar ”baca”, berdasarkan kamus ilmiah jiwa dan pendidikan, membaca merupakan
ucapan lafadm bahasa lisan menurutperaturan-peraturan tertentu. Kata baca dalam
bahasa Indonesia mengandung arti: melihat, memeperhatikan, serta memahami isi
dari yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Dalam literatur
pendidikan islam istilah baca mengandung dua penekanan yaitu: tilawah dan
qiraah. Istilah tilawah mengandung makna mengikuti (membaca) apa adanya baik
secara fisik maupun mengikuti jejak dan kebijaksanaan, atau membaca apa adanya sesuai
dengan aturan bacaan yang benar dan baik. Sedangkan qiraati mengandung makna
menyampaikan, menelaah, membaca, meneliti, mengkaji, mendalami, mengetahui
ciri-ciri atau merenungkan, terhadap bacaan-bacaan yang tidak harus berupa teks
tertulis.Makna baca tidak sekedar tilawah tapi juga qiraah. Dalam bukunya M.
Hasbi Ash Shiddieqi mendefinisikan bahwa Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan
atau yang dibaca. Al-Qur’an adalah”mashdar” yang diartikan dengan arti isim
maf’ul yaitu: maqru: yang dibaca. Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata
”qur’an” dalam arti demikian.
Sebelum siswa dapat
membaca (mengucap huruf, bunyi, atau lambang bahasa) dalam Al-Qur’an, lebih
dahulu siswa harus mengenal huruf yaitu huruf hijaiyah. Kemampuan mengenal
huruf dapat dilakukan dengan cara melihat dan memperhatikan guru menulis.
Sedangkan latihan membaca dapat dilakukan dengan membaca kalimat yang disertai
gambar atau tulisan. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan pmbelajaran
membaca adalah kegiatan pembelajaran membaca yang tidak ditekankan pada upaya
memahami informasi, tetapi ada pada tahap melafalkan lambang-lambang. Adapun
tujuan pembelajaran membaca permulaan agar siswa dapat membaca kata-kata dengan
kalimat sederhana dengan lancar dan tertib.
c.
Pengertian Al Quran
“Al Qur’an adalah
kalam Allah yang tiada tandingnya, diturunkan kepada nabi Muhamad saw, penutup
para nabi dan rasul, dengan perantaraan Jibril, dan ditulis pada mushaf-mushaf
yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan
ditutup dengan surah An-Nas.”
Pendapat Ulama
tentang asal kata Al Qur’an, Asy-syafi’i, misalnya, menengarai kata Al-Quran
ditulis dan dibaca tanpa menggunakan hammah (Al-Quran bukan Al Qur’an) nama ini
disematkan pada kitab suci yang diwahyukan kepada nabi Muhamad, sama halnya
dengan nama Taurat dan Injil yang masing-masing secara berurutan diberikan
kepada nabi Isa dan nabi Musa.
Al-Farra’. Dalam
kitab Ma’aniy Al Qur’an ia menjelaskan bahwa kata Al Qur’an ditulis dan dibaca
adalah bentuk jamak dari kata qarinah yang berarti “petunjuk”. Argumentasi al-Farra
didasarkan pada fenomena ayat-ayat Al Qur’an yang saling berhubungan satu sama
lain sehingga masing-masing bisa dijadikan petunjuk yang saling melengkapi.
Dari kata “baca” dan
“tulis” digabungkan akan membentuk sebuah kata turunan yaitu “Baca Tulis” yang
berarti suatu kegiatan yang dilaksanankan secara berurutan yaitu menulis dan
membaca. Kata “Al-Quran” menurut bahasa artinya bacaan sedangkan menurut
istilah adalah mukjimat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw
sebagai sumber hukum dan pedoman bagi pemeluk ajaran agama Islam, jika dibaca
bernilai ibadah. Pengertian dapat penulis uraikan dengan lebih terinci, bahwa
Alquran adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
secara mutawatir dan berangsur-angsur, melalui malaikat Jibril yang dimulai
dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas dan membacanya
bernilai ibadah .
Dari uraian di atas
penulis dapat merumuskan suatu pengertian bahwa baca tulis Al-Quran adalah
suatu kemampuan yang dimiliki untuk membaca dan menuliskan kitab suci Al-Quran.
Berangkat dari pengertian tersebut, maka terdapatlah gambaran dari pengertian
baca tulis Alquran tersebut, yaitu diharapkan adanya kemampuan ganda yaitu
membaca dan menulis bagi obyek yang diteliti. Sebab kemampuan tersebut
berpengaruh kepada prestasi belajar bahasa Arab. Jadi yang dikehendaki dari
pengertian baca tulis Al-Quran tersebut adalah kemampuan ganda yakni membaca
dan menulis. Maksudnya, di samping dapat membaca juga diharapkan mampu menulis
dengan benar lafal dari ayat-ayat Al-Quran lalu bagaimana hubungan kedua
kemampuan tersebut. Untuk sementara penulis dapat mengemukakan bahwa kedua
perkataan tersebut sangat erat hubungannya, karena merupakan dasar untuk
membaca dengan baik adalah menulis, Demikian pula sebaliknya bahwa dasar untuk
menulis dengan baik adalah membaca secara teliti lebih dahulu. Hal ini dapat
kita lihat buktinya bahwa seseorang dapat membaca dengan lebih baik dan benar
suatu naskah jika dia telah mengenal tulisannya atau bila dia telah mampu
menulisnya.Demikian juga seseorang kadang-kadang dapat menulis dengan benar
jika dia telah mampu membaca dengan lafal yang benar. Hal ini merupakan
gambaran betapa erat hubungan antara membaca dan menulis.
G. Metode Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (sebagaimana
yang dikutip oleh Lexy J. Meleong), metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.[6]
Sementara itu, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.
H. Jenis Penelitian
Penelitian
ini mengambil lokasi di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara, oleh karena itu penelitian ini digolongkan dalam
penelitian lapangan di mana yang menjadi obyeknya dalam penelitian ini adalah
seluruh usaha yang dilakukan oleh pihak SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan
Madukara Kabupaten Banjarnegara dalam upaya
mempermudah siswa dalam penguasaan BTA dengan menggunakan metode-metode yang
sesuai dengan siswa dalam pembelajaran BTA.
1. Metode
Penentuan Subjek
Subyek dalam
penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat langsung dalam upaya
mempermudah siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan metode-metode yang
sesuai.
Metode penentuan
subyek sering disebut sebagai metode penentuan sumber data. Maksud dari sumber
data penelitian adalah subyek dari mana data itu diperoleh.
2. Metode
Penentuan Subjek
Subyek dalam
penelitian ini adalah seluruh pihak yang terlibat langsung dalam upaya mempermudah
siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara
dengan menggunakan metode-metode yang sesuai.
Metode penentuan
subyek sering disebut sebagai metode penentuan sumber data. Maksud dari sumber
data penelitian adalah subyek dari mana data itu diperoleh.
3. Metode
Pengumpulan Data
a. Data
Data yang digali
dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan data penunjang sebagai berikut:
1) Data
pokok tentang upaya mempermudah siswa dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati
Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan
metode-metode yang sesuai dengan siswa di SDIT Permata Hati Petambakan
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.
2) Data
pokok tentang faktor-faktor yang mempengaruhi upaya mempermudah siswa dalam penguasaan
BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara dengan
menggunakan metode-metode yang sesuai, yaitu :
a) Latar
belakang pengetahuan BTA siswa
b) Metode
yang sering di gunakan
c) Media
pembelajaran
d) Waktu
e) Komunikasi
antara guru dan siswa
f) Training
keguruan yang diikuti.
3) Data
penunjang, yaitu data tentang gambaran umum lokasi penelitian, meliputi:
a) Sejarah
berdirinya SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara
b) Keadaan
guru
c) Keadaan
siswa SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
b. Sumber
Data
Untuk mendapat
sumber data-data di atas, baik data pokok maupun data penunjang, maka
penelitian ini mengambil sumber data, yaitu:
1. Responden
Responden dalam
penelitian ini adalah seluruh dewan guru yang mengajar dan siswa di SDIT
Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
2. Informan
Informan dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, dan staf TU di SDIT Permata Hati Petambakan
Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara
c. Teknik
Pengumpulan Data
Untuk menggali
data-data pokok dan data penunjang di atas, maka penelitian menggunakan
teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah ini :
1) Angket
Metode angket yang dimaksud
disini adalah berupa daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
Menurut
Kuntjaraningrat, metode kuesioner merupakan suatu daftar yang tertulis yang
berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu
bidang, dengan demikian maka kuesioner yang dimaksudkan sebagai suatu daftar
pertanyaan untuk memperoleh jawaban dari responden (orang- orang yang
menjawab).
Yang ditujukan
kepada para guru dan siswa yang terlibat langsung dalam upaya mempermudah siswa
dalam penguasaan BTA di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakan metode-metode yang sesuai.
2) Wawancara
Wawancara merupakan
suatu metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan dibandingkan dengan tujuan
penelitian.
3) Observasi
Metode observasi
dalam pengumpulan data dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang ada dalam objek yang akan diteliti
(diselidiki).
4) Dokumentasi
Metode ini merupakan
pengambilan data berdasarkan dokumentasi yang dalam arti sempit berarti
kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan. Penulis mengunakan metode
dokumentasi untuk mendapatkan data tentang letak geografis, jumlah guru dan
karyawan, keadaan siswa dan keadaan sarana prasarana.
5) Metode
Analisis Data
Analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori
dan satuan uraian dasar. Setelah data diperoleh dan diolah dengan menggunakan
teknik yang telah ditentukan, diambil kesimpulan secara umum, kemudian hasil
penelitian ini disajikan secara verbal. kemudian data-data tersebut
dianalisis dengan pendekatan deskriptif dengan metode induksi, yaitu suatu
pemikiran yang bertolak dari peristiwa khusus untuk selanjutnya.
I.
Sistematika Pembahasan
Dalam memudahkan dalam penyusunan, maka dalam penelitian ini
penyusun membuat sistematika penulisan yang berkaitan pada setiap bab nya.
Bab I berisikan pendahuluan. Bab ini terdiri dari; latar
belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan dan kegunaan
penelitian.
Bab II berisi landasan teori tentang metode qiro’ati pada
pembelajaran membaca
Al Qur’an di SDIT Permata Hati Petambakan Kecamatan Madukara
Kabupaten Banjarnegara.
Bab III berisi hasil yang terdiri dari jenis penelitian tempat
dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data.
Bab IV berisi penyajian dan analisis data yang merupakan
gambaran umum lokasi penelitian serta faktor pendukung dan penghambat.
Bab V berisi kesimpulan saran dan penutup.
Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
J. Kerangka Skripsi
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN
HALAMAN PENGESAHAN
NOTA PEMBIMBING
ABSTRAK SURAT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Definisi Operasional
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Metode Qiro’ati
1. Pengertian Metode Qiro’ati
2. Pengertian Metode Mengajar
3. Pengertian Membaca
B. Kajian Pustaka
C. Kerangka Berpikir
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Sumber Data
D. Fokus Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisa Data
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Data
B. Analisis Data
C. Keterbatasan Penelitian
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sunhaji,
Strategi Pembelajaran Konsep Dasar, Metode , dan Aplikasi dalam Proses
Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), hal. 38.
Imam Murjito,
Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilu Al Qur’an Qiro’ati,
(Semarang :Pendidikan Al Qur’an Metode Qiro’ati,
t.th.), hal. 9
Isriani
Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi
Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta:
Familia, 2012), hal.10
1 komentar:
How much is titanium worth? - Tioga Rental - ITNIA
There titanium glasses is titanium fitness only a 1.5 million, 1.1-million, 1.2-million and 1.5-million. The value titanium jewelry for piercings of a single piece of titanium titanium body jewelry is titanium price per ounce one dollar! The number
Posting Komentar